Rabu, 01 Juni 2011

Keterampilan Dasar Praktek Klinik

4. Persiapan untuk pemeriksaan Laparaskopi
     Laparoskopi adalah suatu tindakan medis dengan menggunakan teropong kedalam rongga perut guna membantu menegakkan diagnosis penyakit maupun mengobati penyakit, proses operasi dapat disaksikan lewat TV monitor dan direkam. Tindakan ini hanya menimbulkan luka kecil di kulit perut sehingga secara kosmetik cukup baik.
Tindakan yang dilakukan dengan laparoskopi:
  1. menilai status kesuburan
  2. memperbaiki posisi rahim
  3. memisahkan perlengketan
  4. endometriosis (misal: kista coklat)
  5. terapi hamil diluar kandungan
  6. kistektomi (mengangkat kista)
  7. miomektomi (mengangkat miom)
  8. histerektomi (pengangkatan rahim)
  9. sterilisasi / ligasi
  10. terapi abses rongga panggul
Persiapan sebelum laparoskopi:
Pasien dirawat minimal 12 jam pra operasi dengan membawa hasil pemeriksaan laboratorium, rontgen dada, konsultasi ahli jantung dan lainnya sesuai indikasi
Puasa selama 8 jam sebelum tindakan opersai
Kulit bagian pusar dibersihkan dan ditutup dengan kain kassa yang telah dibasahi dengan alkohol
Dilakukan pengosongan usus besar untuk membuang sisa-sisa kotoran (klisma)
Diberikan obat pencahar, premedikasi, antibiotik profilaksis
Tim dokter laparoskopi RSIA Budhi Jaya
  1. Prof. DR. dr. H. Ichramsjah A. Rachman, SpOG (K)
  2. Prof. DR. H. I. Oetama Marsis, SpOG
  3. dr. H. Satria Alam Pohan, SpOG
  4. dr. H. Derajat M. Sastrawikarta, SpOG
  5. dr. Marly Susanti, SpOG
  6. dr. RM. Denny Dhanardono, MPH & TM, SpOG
  7. dr. Batara I. Sirait, SpOG
  8. dr. Satrio Dwi Prasodjo, SpOG
  9. dr. Ichnandy A. Rachman, SpOG
Laparoskopi
Laparoskopi adalah pemeriksaan rongga perut dengan menggunakan endoskop Laparoskopi biasanya dilakukan dalam keadaan penderita terbius total. Setelah kulit dibersihkan dengan antiseptik, dibuat sayatan kecil, biasanya di dekat pusar. Kemudian endoskop dimasukkan melalui sayatan tersebut ke dalam rongga perut. Dengan laparoskopi dokter dapat:
- mencari tumor atau kelainan lainnya
- mengamati organ-organ di dalam rongga perut
- memperoleh contoh jaringan
- melakukan pembedahan perbaikan.

 Bedah Laparoskopi 
Minimal Invasif Dengan Bedah laparoskopi, lebar sayatan pada dinding perut dapat diminimalkan, sehingga kerusakan otot perut juga dapat dikurangi. Akibatnya penderita dapat menjalani rawat inap yang lebih singkat dan nyeri yang dirasakan juga amat sangat minimal. Dengan laparoskopi, selain objek organ yang hendak dioperasi kita dapat juga melihat keadaan organ lain lewat beberapa sayatan yang sangat amat kecil (1/2 cm). Amat sangat berguna bagi mereka yang gemuk, kasus TB atau dalam keadaan malnutrisi dimana proses penyembuhan lukanya sulit, anak-anak atau orang dewasa dengan banyak kelainan dalam rongga perutnya yang pada saat operasi perlu di "lihat" juga.


Keterampilan Dasar Praktek Klinik

3. Persiapan untuk mpemeriksaan CTG

    CTG CARDIOTOCOGRAPHY
     Kesejahteraan Janin, Meliputi:
  1. Hitungan Gerakan Janin
  2. Penilaian Biofisikal
  1. Gerakan pernafasan janin (fetal breathing movement – FBM)
  2. Gerakan tubuh kasar,
  3. Tonus janin dan
  4. Volume cairan amnion
DEFINISI CTG
Suatu alat yang digunakan untuk mengukur DJJ pada saat kontraksi maupun tidak.
Jadi bila doppler hanya menghasilkan DJJ maka pada CTG kontraksi ibu juga terekam dan kemudian dilihat perubahan DJJ pada saat kontraksi dan diluar kontraksi. Bila terdapat perlambatan maka itu menandakan adanya gawat janin akibat fungsi plasenta yang sudah tidak baik.
SYARAT PEMERIKSAAN CTG
  • Usia kehamilan mulai 28 minggu
  • Ada persetujuan tindak medik dari pasien (secara lisan)
  • Punktum maksimun denyut jantung janin (DJJ) diketahui
  • Prsedur pemasangan alat sesuai dengan petunjuk penggunaan
Pemeriksaan CTG penting dilakukan pada:
  • IBU
  • JANIN
IBU
–        Pre-eklampsia-eklampsia
–        Ketuban pecah
–        Diabetes melitus
–        Kehamilan ³ 40 minggu
–        Vitium cordis
–        Asthma bronkhiale
–        Inkompatibilitas Rhesus atau ABO
–        Infeksi TORCH
–        Bekas SC
–        Induksi atau akselerasi persalinan
–        Persalinan preterm
–        Hipotensi
–        Perdarahan antepartum
–        Ibu perokok
–        Berusia lanjut (>35 tahun)
–        Lain-lain : sickle cell, penyakit kolagen, anemia, penyakit ginjal, penyakit paru, penyakit jantung, dan penyakit tiroid.
–        Untuk kehamilan beresiko rendah untuk memonitoring kesejahteraan janin.


JANIN
  • Pertumbuhan janin terhambat (PJT)
  • Gerakan janin berkurang
  • Suspek lilitan tali pusat
  • Aritmia, bradikardi, atau takikardi janin
  • Hidrops fetalis
  • Kelainan presentasi, termasuk pasca versi luar.
  • Mekoneum dalam cairan ketuban
  • Riwayat lahir mati
  • Kehamilan ganda


Pemeriksaan CTG penting dilakukan pada setiap ibu hamil pada usia kehamilan 28 minggu untuk pemantauan kondisi janin terutama dalam keadaan:
  • Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi, kencing manis, tiroid, penyakit infeksi kronis, dll)
  • Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth Retriction)
  • Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali)
  • Polihidramnion (air ketuban berlebih)


PERSIAPAN PEMERIKSAAN CTG
  • Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan.
  • Waktu pemeriksaan selama 20 menit,
  • Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan tak menyakitkan ibu maupun bayi.
  • Bila ditemukan kelainan maka pemantauan dilanjutkan dan dapat segera diberikan pertolongan yang  sesuai.
  • Konsultasi langsung dengan dokter kandungan


PROSEDUR
  • Persetujuan tindak medik (Informed Consent) : menjelaskan indikasi, cara pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang akan didapat. Persetujuan tindak medik ini dilakukan oleh dokter penanggung jawab pasien (cukup persetujuan lisan).
  • Kosongkan kandung kencing.
  • Periksa kesadaran dan tanda vital ibu.
  • Ibu tidur terlentang, bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter atau gawat janin, ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter / menit.


  • Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak, presentasi dan punktum maksimum DJJ
  • Hitung DJJ selama satu menit; bila ada his, dihitung sebelum dan segera setelah kontraksi berakhir..
  • Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di daerah punktum maksimum.
  • Setelah transduser terpasang baik, beri tahu ibu bila janin terasa bergerak, pencet bel yang telah disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang dirasakan oleh ibu selama perekaman KTG.
  • Hidupkan komputer dan Kardiotokograf.
  • Lama perekaman adalah 30 menit (tergantung keadaan janin dan hasil yang ingin dicapai).
  • Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data untuk rumah sakit).
  • Matikan komputer dan mesin kardiotokograf. Bersihkan dan rapikan kembali
  • Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai.
  • Berikan hasil rekaman KTG kepada dokter penanggung jawab atau paramedik membantu membacakan hasi interpretasi komputer secara lengkap kepada dokter. 
  •  PARAMEDIK (BIDAN) DILARANG MEMBERIKAN INTERPRETASI HASIL CTG KEPADA PASIEN